Perspektif Lingkungan Hidup dalam Pilgub 2015

Gambar. Spanduk Himbauan Jangan Pilih Penjahat Lingkungan di Depan Kantor WALHI Bengkulu

Rabu 09 Desember 2015 nasib Provinsi Bengkulu 5 tahun kedepan ditentukan. Masyarakat Bengkulu memilih calon gubernurnya secara langsung. Ada dua pasangan calon yang bertanding yaitu Ridwan Mukti berpasangan dengan Rohidin Mersyah dan Sultan B Najamudin berpasangan dengan Mujiono.

Dilihat dari visi-misi, kedua pasangan calon ini sama-sama berkomitmen terhadap penyelamatan lingkungan, misalnya memasukkan kalimat pembangunan berwawasan lingkungan dan program kerja mereka. Namun ada beberapa program turunan yang tidak sesuai dengan semangat penyelamatan lingkungan hidup, seperti wacana pembangunan PLTU batubara oleh salah satu pasang calon.

Aktifitas pertambangan batubara di Provinsi Bengkulu telah menimbulkan banyak masalah. Pencemaran sungai Bengkulu yang menjadi sumber air PDAM masyarakat kota Bengkulu akibat pencucian batubara dihulunya. Pengerukan batubara di kawasan hutan berdampak pada kerusakan hutan yang cukup parah. Dan banyak perusahaan tambang batubara yang melanggar peraturan yaitu tidak melakukan reklamasi pasca tambang. Hal ini memunculkan danau-danau beracun dan siap menelan korban jiwa.

Pembangunan PLTU batubara dikhawatirkan akan memperparah kerusakan lingkungan yang terjadi. Riset yang dilakukan oleh Harvard University menunjukkan bahwa polusi yang dihasilkan PLTU batubara memicu kematian dini. Ada sekitar 6.500 jiwa meninggal akibat menghirup udara yang terkontaminasi dengan polusi PLTU Batubara tiap tahunnya.

Gubernur kedepan berpengaruh terhadap penyelamatan lingkungan hidup di Provinsi Bengkulu melalui kebijakan-kebijakan yang dia buat. WALHI Bengkulu sebagai lembaga yang mendorong penyelamatan lingkungan hidup memandang perspektif lingkungan hidup penting dalam Pilkada 2015. Pilkada adalah momentum untuk menjaring pemimpin yang pro lingkungan dan mendorong penyelamatan lingkungan masuk dalam agenda politik calon gubernur.

Sony Taurus, manager advokasi WALHI Bengkulu menyampaikan bahwa, momentum Pilkada 2015 ini isu lingkungan penting untuk menjadi perhatian karena permasalahan lingkungan telah berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Terjadi pemiskinan dan ketidakadilan karena ketimpangan penguasaan lahan antara masyarakat dan perusahaan perkebunan/pertambangan. Menurut catatan WALHI Bengkulu, setidaknya ada 21 titik konflik agraria yang terjadi di provinsi Bengkulu dan seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Sehingga wacana tentang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang adil dan berkelanjutan penting masuk ke dalam perdebatan politik Pemilu dan menjadi salah satu indikator untuk pemilih, lanjut Sony. 

2 komentar: