FacebookTwitterGoogle+Share

Bengkulu - Menyambut Hari Perempuan Internasional  (HPI) yang jatu pada 8 Maret 2018, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu turut merayakan hari tersebut. HPI tersebut merupakan momentum bagi para perempuan menyuarakan aspirasi dan semangat perjuangan mereka.
Meike lnda Erlina, Manajer Kampanye Hak-hak Perempuan WALHI Bengkulu mengatakan, pada momentum HPI ini, WALHI secara nasional menggalang kekuatan untuk memperkokoh gerakan perempuan melawan industri ekstraktif, khususnya industri pertambangan dan PLTU Batubara.
WALHI Bengkulu pun turut mengambil bagian dalam kampanye peringatan hari perempuan, karena dalam skema perjuangan WALHI termaktub nilai keadilan gender.
Dikatakan Meike Inda, WALHI Bengkulu juga menilai bahwa perlawanan harus terus dilakukan mengingat dampak yang sangat signifikan dari adanya aktivitas pertambangan batu bara ini, tidak hanya terjadi pada lingkungan dan masyarakat secara umum, tetapi juga terjadi kepada perempuan.
“Perempuan mengalami penderitaan dua kali lipat akibat dari aktivitas industri ekstraktif secara aspek sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan lainnya. Akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya alam pun semakin sulit didapatkan perempuan," ungkap Meike
"Mereka tidak hanya diusir dari lahan mereka, tetapi juga sumber daya yang digunakan untuk kebutuhan dasar mereka diabaikan bahkan dirusak. Sehingga tidak hanya kehilangan lahan, mereka juga kehilangan mata pencaharian. Kondisi ini mengharuskan perempuan mencari alternatif lain agar bisa bertahan hidup,” tambahnya.
Ketika menjadi buruh, perempuan juga mengalami kekerasan, jam kerja yang lebih dan upah tidak seimbang hingga pelecehan seksual yang dilakukan baik sesama buruh maupun oleh pihak perusahaan.
Selain itu industri pertambangan batu bara memberikan dampak terhadap kesehatan reproduksi. Pada aktivitas pertambangan yang secara brutal mengekspansi lahan, menyebabkan kualitas air tanah menurun dan polusi udara.
Kesadaran perempuan muncul karena pengalamannya dalam merawat alam dan melakukan pengelolaan terhadap sumber-sumber daya alam. Untuk itu perjuangan para perempuan melawan industri ekstraktif ini patut diapresiasi dan dipublikasikan.
Berdasarkan hal tersebut WALHl secara nasional mendesak kepada pemerintah Jokowi JK untuk : Mengoreksi secara mendasar kebijakan ekonomi yang bertumpu pada indsutn' ekstraktif yang telah merampas sumber-sumber kehidupan perempuan yang berujung pada pemiskinan struktural terhadap perempuan, melakukan pemulihan atas hak-hak sosial budaya dan ekologis yang selama ini telah dihancurkan oleh pembangunan atas nama pembangunan ekonomi.
Memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap inisiatif perempuan dan komunitasnya dalam melindungi lingkungan hidup dan mengelola sumber-sumber agrananya yang kini semakin terancam oleh industri tambang.
Menghentikan berbagai tindak kekerasan dan kriminalisasi terhadap perempuan yang memperjuangkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta melindungi perempuan pembela lingkungan hidup dan pejuang agraria dari serangan kekuatan korporasi. (Tv)
sumber : https://www.viralpublik.com/walhi-bengkulu-ikut-memperingati-hari-perempuan-internasional